Mitra BLUD
Berbasis Teknologi

BLUD.co.id

SMKN

Solusi Masalah Program Revitalisasi SMK

Mengapa SMK di dorong menerapkan PPK –BLUD?

Sebelumnya kita harus paham mengapa SMKN sanggat di dorong untuk menerapkan PPK-BLUD ? Hal ini di latarbelakangi oleh kurangnya produktivitas SMKN dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM )yang berkompeten. Dimana SMK saat ini masih kalah dengan lulusan diploma maupun sarjana. Memang tidak dipungkiri itu merupakan salah satu kekurangan SMK dan juga salah satu faktor mengapa SMK N kalah bersaing didalam dunia kerja. Akan tetapi SMKN tidak boleh merasa berkecil hati. karena ada faktor lain yang bisa kita tampilkan sebagai keunggulan yang kompetitif, karena apa ? untuk sekarang sendiri SMKN sudah di dukung oleh sistem pembelajaran yaitu berupa sistem TEFA atau teaching factory ini sistem pembelajaran seperti dunia kerja yang sebenarnya. Akan tetapi dalam pengelolaan sistem TEFA ini sendiri masih mendapat hambatan terkait pengelolaan hasil TEFA karena bagaimana pun juga kita tidak boleh menjual nya karena ada peraturan yang tidak memperbolehkan itu. Issue nya yaitu bagaimana SMKN dapat menggunakan hal tersebut yang kemudian akan di jadikan sebagai pembelajaran kembali yang bersifat TEFA agar dapat menghasilkan SDM yang berkompeten kemudian harapannya juga dengan lulusan SMKN bisa dalam hal pengelolaannya tersebut. Ini lah mengapa SMKN untuk saat ini didukung dan di dorong dalam menerapkan Pola pengelolaan keuangan BLUD karena memang dalam BLUD sendiri ada banyak hal terutama dalam fleksibilitas pengelolaan keuangan. Apakah di SMK selama ini tidak ada masalah ? SMK DI dorong menghasilkan SDM berkualitas . Contohnya bagaimana SMK TKJ siswa bisa melakukannya di dunia industri untuk itu perlu kita pahami mengapa? Tentu ini ada gap karena apa yang di berikan di dunia pendidikan dan dunia industri itu tidak match atau berbeda. Dalam dunia pendidikan hanya memberikan pendidikan tapi tidak praktek. Padahal seharusnya praktek lah yang diterapkan agar tidak kaget ketika memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, SMKN lah yang Sebenarnya tebih di utamakan. Untuk dari itu Kita perlu revitalisasi SMK dimana harapannya seperti slogan yang diberikan yaitu SMK BISA HEBAT. Munculnya TEFA pembelajaran orientasi produksi dan bisnis ada 3 hal cara pembelajaran TEFA: PKL/ PRAKERIN Ini seperti magang prakerin (Praktek kerja industri) dimanadengan harapan kita dapat terserap langsung ke dunia kerja setelah pelaksanaan prakerin. SMK DI BUATKAN USAHA Dibuatkan usaha seperti KOPMA ataupun fotocopyan yang dimana ini setelah lulus kita memiliki usaha sendiri seperti yang sudah kita pahami dalam SMKN. SMK MITRA INDUSTRI SMK sebagai mitra industri yang membuat kreatifitas yang bisa di jual.  Ketika SMK menjadi BLUD maka dapat menjual hasil dari TEFA.

Mengapa SMK di dorong menerapkan PPK –BLUD? Read More »

Sistematika Penyusunan Renstra SMKN PART IV

APA ITU TEFA DAN MENGAPA HARUS BLUD?

Terdapat potensi dan sistem pengelolaan keuangan BLUD SMK N. Bagaimana kaitanya dengan TEFA ? Latar belakang TEFA yaitu masalah aset SMK  yang banyak baik bangunan dan peralatannya yang jika tidak di manfaatkan dengan maksimal akan sia-sia. Model pembelajaran TEFA juga digunakan untuk meningkatkan kesiapan kerja sehingga akan mengurangi pengangguran. Selain itu, banyaknya produk terbuang karena tidak adanya legalitas terkait jual beli. Hal ini dikarenakan  masih belumnya berbadan usaha.  Dengan adanya  sistem BLUD di SMK maka akan mudah untuk melakukan kerjasama dengan dunia industri. Pada tahun 2018 kemendikbud mendorong SMK untuk menjadi BLUD.  Adanya payung hukum untuk TEFA , membuat SMK dapat melakukan unit produksi yang aman. TEFA juga bertujuan untuk memberikan layanan yang efektif dan efisien. Selain itu, pengelolaan keuangan juga erpisah dari keuangan pemda.   TEFA pabrik dalam sekolah adalah sarana produksi yang di operasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai.  TEFA juga merupakan suatu model  pembelajaran praktik pada pendidikan kejuruan yang melibatkan peserta didik untuk menghasilkan barang dan jasa serta tidak berorientasi  mencari keuntungan. Tujuannya adalah untuk menjual dan membeli lagi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapatpraktek dalam meningkatkan skill atau kompetensi siswa. Sebab. jika kita sering praktik sesuai dengan dunia usaha dan industri maka skill yang dimiliki dapat meningkat. Terlebih lagi masyarakat merasakan dampaknya. Untuk melaksanakan hal ini maka  SMK N  wajib merubah statusnya menjasi BLUD. HAK DAN KEWAJIBAN SMK BLUD SMK  blud mempunyai  10 fleksibilitas hak yang dapat menunjang kinerja efisien dan efektifnya. Akan tetapi, SMK N tetap mempunyai kewajiban yaitu meningkatkan pelayanannya. Adapun 10 fleksibilitas dalam BLUD yaitu Pendapatan Belanja Pengadaan barang dan jasa Utang /piutang SDM KERJASAMA INVESTASI TARIF Silpa/defisit remunerasi  

APA ITU TEFA DAN MENGAPA HARUS BLUD? Read More »

Solusi Masalah Program Revitalisasi SMK

MEMAKSIMALKAN MANAJEMEN TEFA DENGAN SISTEM PENGELOLAAN SMK BLUD BAGIAN II

Berikut daftar pertanyaan dan jawaban dari hasil diskusi peserta dengan Narasumber : Kami memahami tujuan TEFA adalah meningkatkan kompetensi dari lini produksi, jika ada kerjasama dengan Industri lain maka yang berhak melakukan kerjasama siapa? Jawab : jika bukan BLUD maka yang boleh kerjasama adalah PEMDA, tetapi kalau sudah menjadi BLUD maka boleh melakukan kerjasama dengan pihak lain yang dilakukan oleh pemimpin BLUD. Kalau sekolah yang belum berstatus BLUD secara hukum belum boleh ya pak? Tetapi jika SMK sudah menjadi BLUD maka SMK bisa melakukan kerjasama untuk mengembangkan Unit TEFA nya. Jawab : Iya betul sekali, BLUD boleh melakukan kerjasama dengan pihak lain. Karena dengan BLUD semua hal ilegal yang dilakukan SMK akan menjadi Legal. Kami sudah mensosialisasikan pada pengelola TEFA, pendapatan yang berasal dari pengelolaan TEFA akan dikenakan Jasa pungut pajak. Jadi bagi karyawan yang memberikan pendapatan dari hasil tefa nya akan diberikan insentif sebesar 30%. aturan semacam itu menurut pak tito bagaimana? Jawab : aturan harus dibuat berdasarkan referensi, misal referensinya adalah tarif. Jika aturan ini sudah dibuat ketika menjadi BLUD maka referensinya adalah BLUD. Kemudian pemaparan materi Perencanaan TEFA oleh narasumber Bapak Niza Wibyana Tito. Perencanaan TEFA bisa menggunakan analisis bisnis model canvas, sebagai berikut :            Pada pelatihan ini Peserta mempraktekkan bagaimana cara menyusun analisis bisnis model canvas untuk menentukan perencanaan masing-masing TEFA. Diselingi lagi pemaparan materi oleh narasumber bapak Niza Wibyana Tito tentang Perencanaan BLUD dimana komponennya ada Struktur Anggaran BLUD Struktur Anggaran BLUD pada SMK bisa diterapkan seperti penjabaran dibawah ini : Pendapatan Jasa Layanan (TEFA) Hibah Hasil Kerjasama Lain-lain Pendapatan yang Sah APBD (Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) & BOS) Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan (SILPA, Penerimaan Utang Bank, Pencairan Deposito, dll) Pengeluaran Pembiayaan (Pembayaran pokok utang bank, pembentukan deposito, investasi, dll) Kemudian peserta workshop melakukan praktek langsung di sistem Aplikasi BLUD dari Syncore dan melakukan input data RBA ke dalam sistem BLUD. Setelah semua data RBA sudah diinputkan ke sistem, selanjutnya adalah Print Laporan RBA Murni yang akan menjadi pendukung dokumen RBA. Untuk mengakses artikel Memaksimalkan manajemen  TEFA dengan Sistem Pengelolaan SMK BLUD Bagian I bisa klik pada (link artikel) #manajementefa          #maksimalkantefadenganblud                        #tefasmkblud  #fungsiblud #perencanaantefa        #bisnismodelcanvas    #strukturanggaransmkblud

MEMAKSIMALKAN MANAJEMEN TEFA DENGAN SISTEM PENGELOLAAN SMK BLUD BAGIAN II Read More »

Jurnal Penyesuaian BLU/BLUD

SMKN 2 SUBANG INGIN MENERAPKAN BLUD UNTUK MENGATASI KEBINGUNGAN TERKAIT PENGELOLAAN DALAM HAL MEMAKSIMALKAN FUNGSI PELAYANAN DI BIDANG PENDIDIKAN

SMKN 2 Subang memiliki 16 jurusan dan 5 bidang kompetensi dan sudah mulai diterapkannya Teaching Factory (TEFA) namun sekolah merasa masih terhalang dalam melakukan kegiatan karena belum ada regulasi yang jelas untuk TEFA ini sendiri, sehingga pihak sekolah ingin mendalami ilmu tentang BLUD dan penerapannya. Menteri Pendidikan juga mendorong Pememerintah Provinsi untuk SMK yang memiliki teaching factory (TEFA) untuk menerapkan BLUD. Pendapatan SMKN 2 Subang saat ini bersumber dari APBD, BOS, dan dari biaya administrasi yang dibebankan kepada siswa. 50% siswanya digratiskan karena berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga diberlakukan sistem subsidi silang. Latar belakang SMK menjadi BLUD adalah tren, kebutuhan dan diperintahkan. Masalah muncul pada pengelolaan keuangan ketika SMK memiliki pendapatan yang bersumber dari TEFA. Unit TEFA telah bekerjasama dengan perusahaan dimana perusahaan mengirimkan alat dan bahan produksi, dan perusahaan yang mengarahkan keseluruhan proses yang merupakan bagian dari proses pembelajaran. Perusahaan memberikan subsidi untuk bantuan pendidikan, donasi untuk anak-anak kurang mampu. Sekolah hanya menyediakan tenaga, seperti Guru dijadikan pengelola TEFA. Biaya yang diberikan berupa SPP. SPP tersebut ada yang tercover sekian bulan dan ada yang sekian bulan, berbeda-beda tergantung kondisi TEFA-nya. Kepala Sekolah juga menyampaikan  baru-baru ini muncul isu dari Disnaker bahwa TEFA ini dikatakan dapat mengeksploitasi anak-anak karena mereka dipekerjakan untuk menghasilkan pendapatan. Masalah TEFA ini menimbulkan kesalahpahaman pada metode pembelajaran yang digunakan sekolah sehingga  dinas lain dan lintas sektor terus menyinggung isu ini bahkan sampai akan melibatkan kepolisian. Namun mengenai pengelolaan keuangan pada unit TEFA, contohnya pada agribisnis baik yang hidroponik maupun di lahan, kegiatan ini belum berkesinambungan dengan bidang lainnya sehingga pendapatannya belum stabil. Padahal biaya operasional terus dikeluarkan. Pendapatan digunakan langsung untuk menutup operasional dan pendapatan saat ini memang tidak disetorkan ke kasda namun langsung digunakan. Oleh karena masih banyak kendala pada unit TEFA terutama dari segi pendapatannya maka diharapkan status BLUD untuk SMKN 2 Subang akan segera diberikan bersamaan dengan dikeluarkannya Pergub agar dapat memaksimalkan fungsi pada unit TEFA dan meminimalkan kesalahpahaman yang terjadi. SMKN 2 Subang mengadakan Pelatihan Persiapan Penerapan BLUD pada Rabu, 15 Januari 2020 dengan memilih Syncore sebagai Lembaga yang akan mendampingi dan juga melakukan studi banding ke Jawa timur tepatnya di SMKN 5 Jombang yang saat ini sudah memiliki pergub mengenai penerapan SMK BLUD. Pelatihan sendiri dilakukan sampai dengan Jumat, 17 Januari 2020 dimana diharapkan dengan pelatihan ini SMKN 2 Subang dapat mendalami ilmu tentang BLUD dan penerapannya serta mengatasi kebingungan dalam hal pengelolaan berbagai macam produk yang dihasilkan melalui kerjasama dengan industri. #SMKBLUD #SMKNBLUD #maksimalkanpelayananBLUD #mengatasikebingunganpengelolaanblud #inovasipelayananSMK #inovasijurusandanbidang #inovasibidangSMK

SMKN 2 SUBANG INGIN MENERAPKAN BLUD UNTUK MENGATASI KEBINGUNGAN TERKAIT PENGELOLAAN DALAM HAL MEMAKSIMALKAN FUNGSI PELAYANAN DI BIDANG PENDIDIKAN Read More »

Solusi Masalah Program Revitalisasi SMK

MEMAKSIMALKAN MANAJEMEN TEFA DENGAN SISTEM PENGELOLAAN SMK BLUD

SMK N 5 Jember sudah menjadi BLUD sejak Triwulan 4 tahun 2018 namun pemahaman untuk semua pengelola baik pengelola komite sekolah maupun pengelola TEFA masih perlu ditingkatkan lagi oleh karena itu diadakan Inhouse Training Pola Pengelolaan Keuangan BLUD. Pada pelatihan ini mengundang konsultan dari Syncore sebagai Narasumber yang telah berpengalaman mendampingi Puskesmas, RS dan SMK BLUD. “Sejak ditetapkan menjadi BLUD semua pendapatan BLUD sudah dikelola oleh SMK sendiri. Dengan BLUD kita lebih leluasa mengelola keuangan dan tidak perlu menyetorkan ke kas negara, diharapkan pengelolaan BLUD akan semakin Profesional dan meningkatkan pendapatan melalui potensi-potensi yang dapat digali dari segala sisi.” Ujar Bapak Sunaryo selaku Pejabat Teknis BLUD dalam sambutan yang ia sampaikan. Kemudian ada pemaparan materi dari PMO, Ibu Rinda S Kurnia tentang Pengembangan Unit Wirausaha Sekolah melalui Teaching Factory (TEFA) dan Status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan manajemen Teaching Factory (TEFA) yang profesional dan berkelanjutan di sekolah dengan bimbingan teknis dalam mengembangkan manajemen TEFA yang profesional dan berkelanjutan. Hubungan BLUD dengan TEFA adalah keduanya memiliki orientasi produk layak jual dengan sistem pengelolaan BLUD. Ujar Ibu Rinda S Kurnia. Saat ini ada 7 jenis TEFA yang sudah beroperasi diantaranya : Agronomi Kompetensi Tanaman Perkebunan (sayur, tebu, dll) Pemuliaan dan Pembenihan Tanaman Agribisnis tanaman pangan dan holtikultura Peternakan Ayam Broiler Petelur Perikanan Air Tawar seperti produksi benih lele Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) produknya seperti roti, nata de coco, es cincau, susu kedelai, keripik atau camilan. Multimedia Produk berupa souvenir gantungan kunci dan sablon gelas dari desain siswa dalam praktek. Teknik Kimia Produk Sabun dan softener (Mapel Produk Kreatif). Mekanisasi Teknik Pertanian Dari bidang ini berupa Kunjungan Pembelajaran Tematik pertanian (wisata edukasi) Kemendikbud mendorong SMK yang memiliki TEFA unggulan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), SMK menjadi lebih fleksibel untuk mendapatkan bantuan dana dari pihak industri tanpa melanggar peraturan. Dasar hukum BLUD : PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012 UU 23/2014 Pasal 346 PP 58/2005 diubah dengan PP 12/2019 Permendagri 79/2018 (Pengganti Permendagri 61/2007) Peraturan KDH Berikut daftar pertanyaan dan jawaban dari hasil diskusi peserta dengan Narasumber : Kami disini mengajarkan pada siswa untuk kreatif dan inovatif, tentunya apa yang dilakukan siswa ada masa percobaannya yang menghasilkan produk gagal atau yang lainnya. Ketika ada ketentuan harus untung maka adakah kemungkinan hal tersebut akan memutus kreatifitas siswa jika produk tidak untung ? Jawab : setelah memahami BLUD bapak harus memahami tentang TEFA, sebenarnya apa itu TEFA ? TEFA adalah irisan antara SMK dan Industri dengan tujuan utama kompetensi siswa bukan laku atau tidak nya barang. Jadi tidak perlu khawatir siswa akan tertekan karena TEFA tidak menekankan pada keuntungan. Untuk melihat daftar pertanyaan dan jawaban dari hasil diskusi peserta dengan Narasumber selanjutnya bisa klik pada link berikut ini Memaksimalkan manajemen  TEFA dengan Sistem Pengelolaan SMK BLUD Bagian II (link artikel) #manajementefa  #maksimalkantefadenganblud #tefasmkblud  #fungsiblud

MEMAKSIMALKAN MANAJEMEN TEFA DENGAN SISTEM PENGELOLAAN SMK BLUD Read More »

Scroll to Top