Mitra BLUD
Berbasis Teknologi

Pusat Daur Ulang Sampah di Sulteng Langkah Strategis Menuju Pemanfaatan Sampah Berbasis Energi dan Ekonomi Sirkular

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meresmikan Pusat Daur Ulang Sampah (Sulteng Recycle Center) sebagai wujud komitmen mengatasi permasalahan sampah plastik sekaligus mendorong pemanfaatannya menjadi sumber energi. Dalam acara peluncuran yang dihadiri langsung oleh Gubernur Anwar Hafid, ditegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga berpeluang menjadi bagian dari solusi energi dan ekonomi daerah【Antara News Sulteng, 2025】.

Fasilitas ini akan menggunakan teknologi pirolisis sebuah metode pemrosesan termal untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Produk energi yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya nelayan dan petani, untuk keperluan operasional seperti pengeringan hasil panen atau penggerak perahu, sehingga turut meringankan beban biaya energi di sektor produktif.

Langkah ini patut diapresiasi karena menggabungkan dua pendekatan sekaligus: pengurangan sampah plastik dan penguatan ketahanan energi lokal. Namun, seperti inisiatif teknologi lainnya, keberhasilan fasilitas ini sangat bergantung pada dukungan sistem yang menyeluruh bukan hanya alat, tetapi juga manajemen, alur pasokan bahan baku, dan partisipasi masyarakat.

Sebagai konsultan di bidang manajemen layanan publik dan pengelolaan sampah, Syncore Indonesia memandang bahwa hadirnya pusat daur ulang seperti ini hanya akan optimal jika menjadi bagian dari sistem pengelolaan sampah yang terstruktur. Mulai dari pemilahan sampah di rumah tangga, pengumpulan terjadwal, hingga pencatatan timbulan dan distribusi bahan baku RDF, setiap tahap harus dijalankan dalam kerangka yang saling terhubung. Tanpa sistem ini, pusat daur ulang berisiko menghadapi kendala operasional dalam jangka panjang, terutama dalam hal kontinuitas pasokan dan efisiensi biaya produksi.

Pusat daur ulang ini juga sejalan dengan arahan nasional yang mendorong pengelolaan sampah berbasis kewirausahaan, sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Dengan pendekatan ini, pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membuka peluang wirausaha sosial di sektor daur ulang, menciptakan lapangan kerja baru, dan menggerakkan ekonomi lokal.

Untuk mendukung ekosistem ini, diperlukan edukasi dan pelatihan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Keberhasilan pusat daur ulang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku yang stabil, yang hanya bisa dicapai jika pemilahan sampah dari sumber berjalan dengan baik. Oleh karena itu, peningkatan literasi lingkungan, pembiasaan pemilahan di rumah tangga, dan keterlibatan komunitas lokal menjadi pilar penting dalam operasionalisasi fasilitas.

Pemerintah daerah juga perlu mengembangkan mekanisme pelibatan warga, baik melalui program kader lingkungan, kerja sama dengan bank sampah, maupun insentif untuk praktik pengelolaan sampah yang baik. Selain mendukung kelancaran proses teknis, pendekatan ini juga membangun kesadaran kolektif bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.

Dengan kombinasi antara teknologi tepat guna, tata kelola yang konsisten, dan partisipasi aktif masyarakat, Sulawesi Tengah memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu contoh praktik baik pengelolaan sampah berbasis energi di Indonesia. Langkah ini tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga mengubah plastik menjadi sumber daya yang bermanfaat, terutama bagi kelompok masyarakat produktif seperti nelayan dan petani.

Pusat Daur Ulang Sampah di Sulteng Langkah Strategis Menuju Pemanfaatan Sampah Berbasis Energi dan Ekonomi Sirkular 2

Sumber: 
https://sulteng.antaranews.com/berita/345905/anwar-hafid-luncurkan-pusat-daur-ulang-sampah-di-dlh

Jumlah Viewer 41 views
Scroll to Top