Mitra BLUD
Berbasis Teknologi

Menimbang Kembali Solusi Insinerator dalam Pengelolaan Sampah Kota Bandung

Pengelolaan sampah di Kota Bandung kembali menjadi sorotan setelah muncul rencana penggunaan teknologi insinerator sebagai salah satu solusi penanganan timbulan sampah yang terus meningkat. Di tengah keterbatasan lahan, tekanan di TPA Sarimukti, dan dinamika operasional pengangkutan, insinerator dipandang oleh sebagian pihak sebagai jalan keluar yang cepat dan efisien. Namun demikian, penting untuk melihat kembali pendekatan ini secara lebih utuh, terutama dalam konteks keberlanjutan lingkungan dan penguatan sistem pengelolaan sampah secara menyeluruh.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Kota Bandung memiliki potensi luar biasa dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat. Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang telah diluncurkan sebelumnya merupakan inisiatif yang sangat relevan dengan prinsip reduce-reuse-recycle (3R). Program ini tidak hanya menumbuhkan kesadaran warga untuk memilah sampah dari sumber, tetapi juga memperkuat budaya lingkungan yang berkelanjutan.

Dalam perspektif pengelolaan sistem, penggunaan insinerator perlu diposisikan secara hati-hati. Teknologi ini memang mampu mengurangi volume sampah secara signifikan, tetapi bukan tanpa catatan. Biaya investasi dan operasional yang tinggi, potensi emisi, serta ketergantungannya pada input bahan bakar padat menjadikan insinerator bukan pilihan yang sederhana. Tanpa disertai sistem pemilahan dari sumber, pemanfaatan insinerator berisiko melemahkan upaya edukasi masyarakat dan justru mengalihkan fokus dari pembenahan sistem yang lebih mendasar.

Sebagai konsultan yang berpengalaman dalam mendampingi pemerintah daerah dalam penguatan kelembagaan dan sistem pengelolaan sampah, Syncore Indonesia percaya bahwa solusi jangka panjang terletak pada penguatan fondasi: dari masyarakat, kelembagaan, hingga pembiayaan. Investasi pada TPS3R, TPST, edukasi lingkungan, dan pengembangan kelembagaan BLUD menjadi pilar penting yang mampu menghasilkan dampak nyata dan berkelanjutan.

Dengan strategi yang tepat, Kota Bandung tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada sistem pembuangan akhir, tetapi juga membangun model pengelolaan sampah perkotaan yang mandiri dan tangguh. Teknologi semestinya menjadi alat bantu dalam sistem yang telah matang, bukan menjadi substitusi dari sistem yang belum diperkuat.

Oleh karena itu, kami mendorong agar rencana penggunaan insinerator tetap dikaji secara komprehensif, melibatkan perspektif lingkungan, sosial, dan ekonomi. Kota Bandung memiliki kesempatan besar untuk menjadi pelopor pengelolaan sampah yang adil, partisipatif, dan berbasis inovasi sistemik.

Menimbang Kembali Solusi Insinerator dalam Pengelolaan Sampah Kota Bandung 2

Sumber: 
https://bandungbergerak.id/article/detail/1599236/memproses-sampah-dengan-insinerator-di-kota-bandung-bukan-solusi-tapi-polusi

Jumlah Viewer 76 views
Scroll to Top