Latar Belakang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ialah  pembangunan yang sedang berlangsung di era globalisasi yang sedang berlangsung ini menimbulkan banyak perubahan di segala bidang. Kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang semakin kompleks menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya manusia harus mampu berkompetisi dengan bekal kompetensi yang profesional.   Pendidikan   diharap   mampu melahirkan generasi bangsa yang berkarakter kuat, terampil, kreatif, inovatif, imajinatif, peka terhadap kearifan lokal dan technoprenership. Salah satu institusi sekolah yang mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu terjun langsung di dunia  kerja  setelah  lulus  adalah  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Rencana ini disambut baik oleh masyarakat khususnya Dunia Usaha dan Industri yang membantu dalam pelaksanaan kurikulum sekolah dalam bentuk kerjasama industri. Masyarakat  menyadari  pentingnya pendidikan  SMK  sebagai  lembaga  yang mencetak tenaga-tenaga terampil siap kerja dalam  menghadapi  perkembangan  dunia global  yang  semakin  pesat.
Revitalisasi dalam   konteks   pendidikan   dimaksudkan untuk memaksimalkan semua unsur pendidikan dan lembaga yang terkait untuk peduli secara riil dalam proses pendidikan SMK. Aspek akhlak mulia, moral dan budi pekerti perlu dimasukkan dalam pengembangan   kebijakan,   program   dan indikator  keberhasilan  pendidikan  melalui Revitalisasi SMK. Tujuan Revitalisasi SMK menindaklanjuti Inpres No. 9 Tahun 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara gamblang menginstrusikan untuk menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK sesuai dengan kompetensi kebutuhan   pengguna   lulusan   agar   para lulusan mempunyai wawasan atau sikap kompetitif,   seperti    etika   kerja   (work   ethic), pencapaian  motivasi  (achievement  motivation), penguasaan (mastery), sikap berkompetisi(competitiveness),    memahami    arti uang   (money   beliefs),   dan   sikap   menabung (attitudes to saving). Selain itu tujuan yang akan dicapai dengan adanya revitalisasi SMK ini adalah mengubah    paradigma    yang    dulunya    hanya mendorong  untuk  mencetak  lulusan  saja  tanpa memperhatikan  kebutuhan  pasar  kerja  berganti menjadi paradigma mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan pasar kerja mulai dari budaya kerja dan kompetensi yang diperlukan dalam pasar kerja  dan  mengubah  pembelajaran  dari supply driven ke  demand  driven,  menyiapkan  lulusan SMK yang adaptable terhadap perubahan dunia untuk   menjadi   lulusan   yang   dapat   bekerja, melanjutkan, dan berwirausaha, (Hendarman, dkk, 2016:33)
Demikian artikel tentang Latar Belakang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).