Mitra BLUD
Berbasis Teknologi

Langkah Tepat Penyusunan Laporan Keuangan BLUD yang Andal

Penyusunan Laporan Keuangan BLUD

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan salah satu bentuk fleksibilitas pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU (diubah dengan PP Nomor 74 Tahun 2012) serta dipertegas melalui Permendagri Nomor 79 Tahun 2018. Dengan status BLUD, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang diberi kewenangan untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang lebih otonom dan fleksibel, tanpa meninggalkan prinsip transparansi serta akuntabilitas. Ujung tombak dari akuntabilitas tersebut adalah Laporan Keuangan dokumen vital yang tidak hanya berfungsi sebagai pemenuhan kewajiban, tetapi juga sebagai alat pengambilan keputusan strategis.

Pelaporan keuangan BLUD memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan laporan keuangan SKPD non-BLUD. Perbedaan utamanya terletak pada penggunaan basis akrual sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), serta penyajian laporan keuangan yang menyerupai entitas bisnis. Diperlukkan langkah tepat penyusunan Laporan Keuangan BLUD. 

Berikut adalah langkah-langkah kunci yang harus ditempuh untuk memastikan penyusunan laporan keuangan BLUD yang andal dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

  1. Tahap Persiapan:

Fase ini seringkali diabaikan, padahal merupakan penentu utama kualitas laporan keuangan di akhir periode.

  • Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM): Pastikan tim akuntansi dan keuangan memiliki kompetensi yang memadai terkait SAP. Pelatihan berkala adalah sebuah keharusan.
  • Penyusunan Sistem dan Prosedur Akuntansi (SPA): Perlunya memiliki dokumen SPA yang merinci alur transaksi, proses pencatatan, hingga penyusunan laporan. Dokumen ini menjadi panduan resmi (SOP).
  • Implementasi Sistem Informasi Akuntansi yang Terintegrasi: Di era digital, penggunaan sistem informasi (misalnya, Syncore e-BLUD) yang mampu mengintegrasikan modul mulai dari perencanaan, penatausahaan keuangan dan laporan keuangan. Sistem ini akan mengurangi risiko human error, mempercepat proses, dan menjamin konsistensi data serta kesesuaian dengan regulasi berlaku.
  1. Tahap Pelaksanaan: Disiplin dalam Pencatatan Transaksi Harian

Keandalan laporan akhir sangat bergantung pada kedisiplinan dalam proses pencatatan setiap hari.

  • Identifikasi dan Verifikasi Bukti Transaksi: Setiap transaksi, baik penerimaan maupun pengeluaran, harus didukung oleh bukti yang sah dan lengkap (kuitansi, faktur, nota, dll.). Tim verifikator harus memastikan keabsahan bukti sebelum dicatat.
  • Pencatatan Jurnal Secara Tepat Waktu: Lakukan penjurnalan transaksi sesegera mungkin. BLUD menerapkan basis cash to akrual untuk penyusunan Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca, serta basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Pemahaman dual-basis ini sangat penting. Dalam pencatatan jurnal di BLUD perlu dilakukan melalui 
  • Posting ke Buku Besar dan Buku Besar Pembantu: Setelah di jurnal, data harus segera di-posting ke buku besar masing-masing akun dan buku besar pembantu (piutang, utang, persediaan, aset tetap).
  • Rekonsiliasi Periodik (Bulanan): Rekonsiliasi adalah kunci untuk mendeteksi kesalahan secara dini. Lakukan rekonsiliasi internal (antara buku pembantu dan buku besar) dan eksternal secara rutin, terutama:
    • Rekonsiliasi Bank: Mencocokkan saldo kas di buku besar dengan saldo di rekening koran bank.
  1. Tahap Penyusunan: Mengkompilasi Data 

Setelah data selama satu periode terkumpul dan tervalidasi, tahap penyusunan dimulai.

  • Menyusun Neraca Saldo: Pindahkan saldo akhir dari setiap akun di buku besar ke dalam neraca saldo untuk memastikan keseimbangan antara total debit dan kredit.
  • Membuat Jurnal Penyesuaian: Ini adalah langkah kritis untuk mengakui pendapatan dan beban pada periode yang seharusnya (prinsip akrual). Beberapa penyesuaian umum di BLUD meliputi:
    1. Penyusutan aset tetap.
    2. Amortisasi aset tak berwujud.
    3. Penyesuaian persediaan (stok opname).
    4. Pencatatan pendapatan yang masih harus diterima (piutang jasa layanan).
    5. Pencatatan beban yang masih harus dibayar (utang biaya listrik, telepon, dll).
  • Menyusun Neraca Lajur (Worksheet): Neraca lajur adalah alat bantu untuk memudahkan proses penyusunan laporan keuangan utama.
  • Menyusun Komponen Laporan Keuangan Lengkap: Berdasarkan neraca lajur yang telah disesuaikan, susunlah 7 (tujuh) komponen laporan keuangan BLUD sesuai SAP:
    1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA): Menyajikan perbandingan antara anggaran dan realisasi pendapatan-LRA dan belanja.
    2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL): Menjelaskan kenaikan/penurunan SAL dari awal hingga akhir periode.
    3. Laporan Operasional (LO): Menggambarkan pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit dari kegiatan operasional berbasis akrual.
    4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE): Menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode.
    5. Neraca: Memuat posisi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal pelaporan.
    6. Laporan Arus Kas (LAK): Menginformasikan aliran kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
    7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK): Ini adalah bagian tak terpisahkan yang memberikan penjelasan naratif dan rincian dari angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan utama. CaLK harus mengungkapkan kebijakan akuntansi dan informasi penting lainnya.
  1. Tahap Finalisasi dan Reviu
  • Reviu Internal dan Eksternal: Sebelum diserahkan, laporan keuangan harus direviu oleh pimpinan BLUD dan Satuan Pengawas Internal (SPI). Selanjutnya, laporan ini akan menjadi objek audit oleh auditor eksternal (Inspektorat atau BPK).
  • Penyajian yang Jujur dan Transparan: Pastikan semua informasi material diungkapkan dalam CaLK. Keandalan tidak hanya soal angka yang seimbang, tetapi juga soal transparansi pengungkapan.

Penyusunan laporan keuangan BLUD yang andal adalah sebuah proses siklus yang menuntut komitmen pada persiapan, disiplin dalam pelaksanaan, dan ketelitian dalam penyusunan. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas secara sistematis, BLUD tidak hanya akan memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga akan memiliki instrumen yang kuat untuk mengukur kinerja, meningkatkan kepercayaan publik, dan membuat keputusan yang lebih baik demi peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat. Pada akhirnya, laporan keuangan yang andal adalah cerminan dari tata kelola BLUD yang baik dan profesional.

Jumlah dilihat: 21 kali

Scroll to Top